DDTM X-4. BAHAN AJAR K3LH DAN BUDAYA KERJA INDUSTRI
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri, seperti 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), dan etika kerja.
A. K3LH
1. Pengertian K3LH
Istilah K3LH (Kesehatan, Keselamatan, Kerja dan Lingkungan Hidup) masih sangat asing terdengar di telinga sebagian masyarakat, padahal setiap melakukan suatu pekerjaan kita harus memperhatikan K3LH agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal.
Keselamatan Kerja adalah suatu usaha yang mungkin dapat memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat untuk mencegah kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja pada setiap karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusia yang ada.
Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi yang optimal/ maksimal dengan menunjukkan keadaan yang fit untuk mendukung terlaksananya suatu kegiatan kerja dalam rangka menyelesaikan proses penyelesaian pekerjaan secara efektif.
Sedangkan untuk pengertian K3LH itu sendiri adalah suatu program Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup pada suatu perusahaan atau instansi yang memiliki banyak pekerja atau karyawan dengan tujuan utama agar para pekerja dapat dengan aman dan selamat dalam bekerja. (https://www.shecareindonesia.com/apa-itu-k3lh/).
2. Praktik Kerja Aman
Agar kita selalu aman dan nyaman dalam bekerja kita harus tahu betul apa yang kita kerjakan dan lingkungan kerja yang sering menjadi objek aktivitas kita. Banyak orang masih menganggap hal-hal seperti ini sebagai bagian kecil untuk diperhatikan. Padahal banyak para pekerja yang mengalami kecelakaan karena lalai dalam mengetahui faktor-faktor penting dalam sebuah pekerjaan.
Pekerjaan yang rentan atau rawan dengan kecelakaan kerja adalah pekerjaan yang setiap harinya dekat dengan lingkungan yang ekstrim, seperti pekerjaan bangunan, pekerjaan perkapalan, pabrik, pergudangan, transportasi dan lain-lain.
Berikut adalah cara-cara bekerja dengan aman yang bisa menjadi acuan setiap pekerja dan juga perusahaan.
- Staff Training
- Pekerja yang kompeten
- Selalu menggunakan alat keselamtan kerja sesuai standar.
- Memberikan rambu-rambu
- Perlengkapan kerja harus full service
- Tempat atau area kerja selau dalam keadaan bersih.
- Berikan reward kepada karyawan. (https://safetynet.asia/cara-cara-bekerja-dengan-aman/)
3. Bahaya di Tempat Kerja
Kecelakaan kerja memang menjadi risiko yang paling umum terjadi di segala bidang usaha. Maka dari itu, penting bagi Anda mengetahui jenis jenis bahaya yang bisa terjadi pada pekerjaan yang sedang ditekuni. Dengan begitu, Anda bisa lebih berhati hati dan waspada terhadap kecelakaan kerja.
Berikut ini adalah contoh bahaya di tempat kerja :
- Bahaya Kerja Ergonomi : Bagi Anda yang berkecimpung di dunia kerja berkaitan dengan gadget, maka ada bahaya yang perlu diwaspadai. Risiko kerja ergonomi ini akan dialami bagi Anda yang banyak menghabiskan waktu di depan layar komputer.
- Bahaya Bekerja Pada Sektor Kimia : Bagi Anda yang berkecimpung di lingkungan dengan zat kimia berbahaya dan beracun, maka tidak luput dari risiko kecelakaan kerja. Contoh bahaya di tempat kerja yang bisa Anda alami meliputi reaksi alergi di kulit, mata, hingga keluhan medis pada bagian pernapasan.
- Bahaya Kerja Biologi : Bahaya kerja biologis paling mengancam pada tenaga kesehatan. Bahaya ini berasal dari berbagai mikroorganisme, seperti tumbuhan maupun hewan yang mengancam kesehatan manusia.
- Bahaya Kerja Fisik Pada Pekerja : Jenis bahaya fisik yang bisa terjadi pada Anda dapat berupa vibrasi, suhu lingkungan, hingga vibrasi. Bising secara konstan dapat dirasakan oleh pekerja konstruksi bangunan dan menimbulkan efek yang buruk bagi telinga seperti ketulian.
- Bahaya Kerja Psikologis : Selain dapat mempengaruhi fisik, lingkungan kerja juga dapat menyebabkan gangguan psikologis. Hal yang paling sering menyebabkan adalah stres akibat perubahan jenis pekerjaan, tanggung jawab, hingga lingkungan kerja. (https://www.gardaoto.com/blog/5-contoh-bahaya-di-tempat-kerja-yang-sering-terjadi)
4. Prosedur Keadaan Darurat
Apabila anda mengalami keadaan darurat, maka :
- SEGERA : Hentikan pekerjaan dan tinggalkan gedung ketika diketahui/didengar terdapat tanda bahaya atau ketika anda diminta untuk melakukannya;
- HINDARI : Kepanikan;
- IKUTI : Instruksi dan bekerjasamalah dengan mereka yang bertanggungjawab atas keadaan darurat;
- MATIKAN : Semua peralatan kerja terutama listrik dan tutup laci meja;
- JANGAN : Menunda untuk segera meninggalkan gedung dengan mencari barang-barang pribadi dan/atau orang lain;
- PERGI : Ke daerah terbuka yang cukup jauh dari gedung dan jangan menghalangi petugas dan peralatan mereka;
- JANGAN : Masuk kembali ke dalam gedung sampai ada instruksi dari atasan, petugas atau pihak yang berwenang akan hal tersebut.
Kita tidak pernah menginginkan musibah terjadi, namun paling tidak jika kita memahami prosedur peringatan dini dan keadaan darurat maka kita bisa mengambil langkah-langkah dan keputusan yang tepat sesuai prosedur jika suatu saat terjadi keadaan darurat (https://ms-takengon.net/prosedur-peringatan-dini-dan-prosedur-keadaan-darurat/)
B. Budaya Kerja Industri
Budaya kerja Jepang bisa dikatakan cukup unik. Salah satu konsep paling dasar yang biasanya menjadi dasar budaya kerja Jepang adalah 5S (diucapkan sebagai go-esu). Konsep 5S terdiri dari Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin). Di Indonesia, konsep 5S ini diterjemahkan menjadi 5R. Cara berpikir ini bertujuan untuk membuat organisasi di tempat kerja lebih efektif, dengan menyederhanakan lingkungan sambil meningkatkan kinerja.
- Seiri (Ringkas) : pada dasarnya berarti menyortir segala sesuatu di setiap area kerja dan hanya menyimpan apa yang diperlukan.
- Seiton (Rapi) : selalu mengikuti seiri, yang berarti mengatur segala sesuatu untuk penggunaan dan pengembalian yang efisien.
- Seiso (Resik) : memelihara tempat kerja sehingga tetap terjaga dan "bersih bersinar”.
- Seiketsu (Rawat) : Tiga S pertama tidak dilakukan hanya sekali, melainkan harus dilakukan secara berkala.
- Shitsuke (Rajin) : Tentu saja, semuanya tidak akan lengkap tanpa shitsuke atau rajin dan mendisiplinkan diri. Hal ini agar keempat S di atas menjadi sebuah kebiasaan.
-= TERIMA KASIH =-
Posting Komentar untuk "DDTM X-4. BAHAN AJAR K3LH DAN BUDAYA KERJA INDUSTRI"